Survei Kaspersky: 28 Persen Wisatawan Gunakan Teknologi AI untuk Travelling
3 mins read

Survei Kaspersky: 28 Persen Wisatawan Gunakan Teknologi AI untuk Travelling

Visionarynexst.com, Indonesia – Perkembangan teknologi semakin mengubah cara manusia menjalani hidup. Salah satu tren terbaru datang dari dunia pariwisata. Survei Kaspersky menunjukkan bahwa 28 persen wisatawan global kini mulai menggunakan AI untuk travelling. Data ini cukup menarik karena menggambarkan bahwa meski adopsi belum terlalu besar, mayoritas pengguna AI merasa puas dengan pengalaman tersebut.

Artikel ini akan membahas temuan survei, bagaimana wisatawan memanfaatkan kecerdasan buatan, peluang serta tantangannya, hingga dampaknya bagi industri perjalanan di masa depan.


Mengapa AI Mulai Dipakai dalam Travelling?

Teknologi AI sudah masuk ke berbagai aspek kehidupan. Mulai dari perbankan, e-commerce, hingga layanan kesehatan. Kini, sektor pariwisata pun mulai tersentuh.

Beberapa alasan wisatawan mulai menggunakan AI untuk travelling adalah:

  • Kemudahan dalam mencari informasi.
  • Rekomendasi personal yang sesuai preferensi.
  • Efisiensi waktu dalam menyusun itinerary.
  • Akses ke informasi real-time tentang transportasi, hotel, dan destinasi.

Dengan alasan-alasan ini, wajar jika semakin banyak pelancong yang melirik teknologi cerdas ini sebagai “asisten perjalanan digital.”


Fakta dari Survei Kaspersky

Berdasarkan laporan resmi Kaspersky:

  • 28% wisatawan global menggunakan AI untuk membantu perjalanan mereka.
  • 96% dari pengguna tersebut mengaku puas dengan hasilnya.
  • 84% bahkan berencana untuk kembali menggunakan AI di perjalanan berikutnya.

Meskipun persentasenya belum mayoritas, tingkat kepuasan pengguna AI menunjukkan tren yang sangat positif. Artinya, adopsi masih akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.


Bagaimana Wisatawan Menggunakan AI?

Survei juga mengungkap bagaimana AI digunakan dalam perencanaan perjalanan.

  1. Mencari aktivitas wisata
    • 70% pengguna memanfaatkan AI untuk menemukan kegiatan seru, atraksi, dan bahkan toko suvenir unik.
  2. Memilih penginapan
    • 66% responden memakai AI untuk menimbang hotel terbaik sesuai budget dan lokasi.
  3. Menentukan kuliner
    • 60% bertanya pada AI untuk daftar restoran atau tempat makan populer.
  4. Mencari tiket
    • 58% menggunakan AI untuk menemukan tiket transportasi yang sesuai.
  5. Booking langsung
    • 45% memesan hotel, 43% membeli tiket, dan 38% memesan restoran dengan bantuan AI.

Hal ini menunjukkan bahwa AI untuk travelling tidak hanya dipakai untuk riset, tapi juga untuk transaksi nyata.


Risiko dan Tantangan

Meski menjanjikan, penggunaan AI dalam perjalanan tidak lepas dari risiko.

  1. Akurasi Informasi
    • AI bisa salah memberi data, seperti kasus salah informasi visa atau syarat imigrasi.
  2. Privasi & Keamanan Data
    • Saat menggunakan AI, data pribadi bisa terekspos jika tidak hati-hati.
  3. Ketergantungan Berlebihan
    • Wisatawan mungkin menjadi terlalu bergantung dan kehilangan spontanitas dalam perjalanan.

Kaspersky menekankan pentingnya verifikasi informasi sebelum mengambil keputusan penting. Selain itu, wisatawan disarankan memakai VPN atau koneksi internet yang aman saat bepergian.


Dampak Bagi Industri Pariwisata

Adopsi AI untuk travelling juga membawa implikasi besar bagi bisnis pariwisata.

  • Agen perjalanan tradisional perlu beradaptasi dengan layanan berbasis AI.
  • Hotel dan maskapai dapat memanfaatkan AI untuk memberi layanan personal.
  • Startup travel tech punya peluang besar berkembang.

Jika tren ini berlanjut, AI bisa menjadi standar baru dalam industri pariwisata global.


Tren Masa Depan

Dalam beberapa tahun ke depan, kita bisa membayangkan:

  • AI akan menyusun itinerary personal dalam hitungan detik.
  • Aplikasi travel berbasis AI terintegrasi dengan AR/VR untuk memberikan preview destinasi.
  • Asisten AI akan menjadi “travel buddy” yang menemani wisatawan sepanjang perjalanan.

Perubahan ini membuat pengalaman perjalanan semakin efisien, nyaman, dan sesuai keinginan.


Kesimpulan

Survei Kaspersky memberi gambaran jelas bahwa meski baru 28 persen wisatawan menggunakan AI untuk travelling, tingkat kepuasan yang tinggi menunjukkan masa depan cerah bagi teknologi ini.

Dengan inovasi berkelanjutan, peran AI dalam industri pariwisata akan terus meningkat. Namun, penting bagi pengguna untuk tetap kritis, selalu memverifikasi informasi, dan menjaga keamanan data pribadi.

AI bukan sekadar alat bantu perjalanan, melainkan partner cerdas yang siap membawa pengalaman travelling ke level berikutnya.